Suka julid? Nggak tahan ya? Memang, banyak sekali berita atau kasus di media sosial yang bikin gemes banget. Sudah berusaha menahan komentar tapi akhirnya jebol juga ikut nyamber. Padahal sekali nyamber di media sosial bikin kita enteng jari, lalu tak terasa sudah julid kesana kemari ke topik yang berbeda-beda.
![]() |
Photo by Andy Art on Unsplash |
Julid itu hak individu. Sebagian orang menganggapnya sebagai ekspresi jiwa. Kalau nggak julid, pikiran kacau dan mulut asem. Apalagi yang mau dijulidin ini bener-bener ngeselin. Tapi sebaiknya perhatian 5 hal ini dulu sebelum julid. Ludah yang sudah telanjur keluar tak bisa dijilat lagi. Jangan sampai menyesal.
1. Telusuri komentar kedua belah pihak.
Jangan sampai membela pihak yang salah. Jika pihak yang satunya belum merespon lawan, tahan julidnya sekuat tenaga. Yang terlihat benar bisa jadi sebaliknya setelah pihak yang bersebarangan memberikan klarifikasi. Jangan sampai kecele dan malu.
Sekarang banyak orang yang memilih langsung diam atau menghapus komentar julid jika ternyata membela pihak yang salah ketimbang minta maaf. Itu hak mereka. Tapi orang lain akan ingat betapa berapi-apinya dirimu ketika membela pihak yang ternyata salah itu. Makanya, cover both stories itu wajib meski keinginan julid sudah di ubun-ubun.
Baca juga: Ketika Terjebak Di Group Whatsaspp Yang Sepi
2. Jauhi masalah hukum!
Meski keinginan julid sudah di ujung jari, tapi cek baik-baik materi julid kita. Jangan sampai berakhir somasi atau pengaduan polisi. Yang penting sekali untuk diperhatikan adalah penyebutan nama asli dan mention akun lain serta kronologi peristiwa. Jangan sampai salah detil yang bisa mengakibatkan teman-teman diadukan sebagai penyebar fitnah dan kebencian. Cek juga sumber foto dan sumber dokumen lain yang dijadikan bahan julid.
3. Cek latar belakang sasaran julidmu.
Teliti sasaran julidmu, apakah ada hubungan tetangga, saudara, teman, kolega dan sebagainya. Telusuri loop perbincangannya dahulu. Lihat siapa saja yang tersangkut dalam masalah itu. Amit-amit kalau ternyata calon mertua ada di loop tersebut sementara teman-teman sudah telanjur mengeluarkan kata-kata yang super pedas seperti cabe sekilo diblender. Penelusuran ini kadang harus dilakukan dengan scroll yang panjang. Tentu saja tidak semua yang berkomentar harus dicek. Apalagi kalau kasusnya viral, yang berkomentar bisa sampai ribuan. Yang penting memastikan siapa saja aktor utama yang terlibat.
4. Don't burn the bridge.
Don't burn the bridge. You'll be surprise how many times you have to cross the same river. Unknown.
Untuk teman-teman yang masih muda atau dalam usia produktif, hati-hati jangan sampai membakar jembatan ke masa depan teman-teman sendiri. Ini sering terjadi dalam profesi yang sama. Orang sering tidak bisa menempatkan dimana kritik dan dimana julid. Pokoknya hajar! Padahal bisa saja terjadi, sekarang julid ke orang tersebut, eh setahun kemudian mengemis pekerjaan pada orang yang sama. Ini juga berlaku pada julid yang secara tak langsung atau no mention. Kita tak pernah tahu siapa saja yang memperhatikan kejulidan kita di media sosial disaat kita sedang keasikan julid bersama gerombolan kita.
Karena itu, cek dulu siapa saja yang ada dalam loop masalah tersebut, apakah dari lingkup bisnis, pekerjaan atau hobi yang sama dengan teman-teman? Apakah ada kemungkinan bersinggungan dalam satu urusan di masa depan? Kritik dalam berkarya itu boleh-boleh saja tapi julid akan meninggalkan bekas berupa rasa sakit hati.
5. Pastikan dirimu makhluk sempurna.
Pastikan teman-teman tidak pernah berbuat kesalahan atau berpindah pendirian atau punya musuh. Netizen itu telaten banget mengulik kekurangan orang yang tidak mereka sukai, bahkan sampai ke postingan 10 tahun lalu. Ketika mereka tidak bisa meredam kejulidan teman-teman, bisa saja kejulidanmu 5 tahun lalu dijadikan bahan orang lain untuk julid balik kepadamu. Dalam keadaan kesal, korelasi antara masalah sekarang dengan kejulidan lampau sama sekali tidak diperhatikan. Yang penting karakter teman-teman digambarkan seburuk kejulidan teman-teman dahulu.
Wah, ternyata julid itu tak semudah nyamber-nyamber gitu ya? Heheheee .... Hidup memang serangkaian tanggung jawab karena kita adalah mahkluk yang beradab dan diatur undang-undang. Apa boleh buat?
19 Komentar
Bener bangat mbak aku suka ngeri baca komentar julisd. Bahasanya sadis-sadis. Sepertiny penjulid mahluk sempurna hihi.
BalasHapusHeheheee lagi lupa diri
HapusPernah saya mencoba untuk ikutan julid di sosmed karena gedek bgt sama sasaran julid, tapi langsung diserang gitu sama followersnya haduh kapok gak berani julid lagi haha, utk menjadi julid itu gak mudah
BalasHapusTepat sekali, julid itu merembet kemana-mana
HapusMedsos memang sumber julid banget, deh. Kalau gak bisa nahan jari, bisa dapat banyak banget bahan untuk julid.
BalasHapusSaya setuju banget sama artikel ini. Terutama yang poin Don't Burn The Bridge. Soalnya punya anak remaja. Ya meskipun selama ini mereka masih aman aja. Tetapi, darah mudah 'kan bisa aja mendidih. Jadinya harus terus diingatkan
Nah itu, susah banget kontrolnya :(
HapusYang point nomor 5, hahaha. Aku pribadi kurang suka sih untuk ikut campur urusan orang. Makin hari malah makin membatasi diri untuk komentar sembarangan, bahkan di grup-grup akhir-akhir ini lebih banyak memantau saja. Selain buang-buang waktu, rasanya kurang elok juga mengomentari orang lain sementara diri sendiri belum tentu udah jadi manusia yang baik dan benar
BalasHapusIya mbak, diri sendiri juga banyak salah, buat apa mencela kesalahan orang lain kecuali untuk maksud menegur ke arah kebaikan.
HapusOrang yang berkomentar julid secara terang-terangan punya jiwa yang nekat. Haha
BalasHapusHeheee karena berarti mengobarkan peperangan ya
HapusAgak sulit untuk menghindari julid ini, karena ada aja yg pengen dikomentarin hehehe. Tapi perlu dihapal ni tipsnya supaya nggak langsung julid begitu baca atau mendengar informasi
BalasHapusSaya sih pilih mending diam saja. Menyibukkan diri dengan kewajiban dan hobi daripada kepoin urusan orang. Kecuali kalau yang terlihat di beranda, kadang suka pengen tahu juga hahaha
BalasHapusDuh dunia perjulidan netijen jaman now mah makin giling dan menyeramkan. Kalo saya sih prefer stay away dari masalah mba, alias ga usah ikut-ikutan. Baiknya juga menyampaikan opini juga harus sesuai peraturan dan ada adabnya juga. Plus itu punchlinenya, kita pun tidak sempurna.
BalasHapusIya tuh mba, heran netijen jaman now kok hobby banget julid di sosmed pula. Hati-hati ah sama UU ITE, ngeriiii.
BalasHapusSemoga aja yang gemar julid itu insyaf ya mba hehee.. iya ngebayangin nih, lagi julid ke seseorang eeehh ntarannya malah harus kerja sama dengan orang tersebut. Aduduuuu... perriiihhhh
BalasHapusBener banget nih, semakim ke sini semakin banyak orang yang suka julid tapi gak ngaca sama dirinya sendiri. Apalagi memang tidak ada manusia yang sempurna.
BalasHapusPoin 5 ini bikin mingkem langsung haha. Pastikan diri sempurna sebelum julid dan memberi komentar negatif sama orang lain.
BalasHapusAku ga suka julid siih tp klo ada status julid suka kepo 🙊🙊
BalasHapusgak pernah mau julid walau kadang kalau baca suka kesel juga, paling misuh2 sendiri
BalasHapusSemua komentar dimoderasi. Terima kasih.